"Kayu SVLK Indonesia akan melalui 'green lane', oleh karena itu tidak ada penghalang atau kecurigaan tentang kayu ilegal, jadi kami Produk kayu bisa langsung diterima di Eropa tanpa harus melalui pemeriksaan dari negara tujuan, "

"Kayu SVLK Indonesia akan melalui 'green lane', oleh karena itu tidak ada penghalang atau kecurigaan tentang kayu ilegal, jadi kami

Produk kayu bisa langsung diterima di Eropa tanpa harus melalui pemeriksaan dari negara tujuan, "kata Dewi,

di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2015). Industri Kecil dan Menengah (IKM), khususnya furnitur dan

sektor kerajinan tangan, akan memperoleh kemudahan ekspor ke Uni Eropa. Kemudahan sebagian besar diberikan pada produk kayu dan turunannya

yang sudah memiliki sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Menurut Direktur Intra-Regional

Kerjasama kedua negara Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri, Dewi G Tobing, Kesederhanaan ekspor adalah semacam kuat

negosiasi Kesepakatan Penegakan Hukum Kehutanan dan Perjanjian Kemitraan Sukarela (FLEGT-VPA) yang melibatkan Indonesia dan Indonesia

Uni Eropa. Tepatnya kesempatan yang sama, Staf Ahli Menteri Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, Agus Justianto menambahkan, SVLK adalah komitmen pemerintah dalam memasok fasilitas ekspor untuk UKM. Dia menegaskan hal itu

itu (SVLK) bukanlah bentuk intervensi bangsa lain. "Pemerintah secara aktif mendorong rencana pencelupan SVLK

implementasi untuk SMI, "katanya. Apalagi, Indonesia berdasarkan Agus, terus berusaha agar SVLK diakui secara global, oleh

menjalankan banyak pembicaraan Di antaranya adalah negara tujuan ekspor, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan,

Jepang, Cile, dan Australia. [Labib Zamani] Dewi menambahkan bahwa efek FLEGT-VPA antara Indonesia dan UE, akan langsung

meningkatkan daya saing dan memperbesar akses pasar Indonesia di 28 negara Uni Eropa.Baca juga: plakat akrilik